Sekilas Museum Jenang Kudus, Jawa Tengah.

Kudus(Jaringan Arwira Media Group)- Kalau Magelang dikenal dengan kota getuk, Garut dikenal dengan kota dodol, maka Kudus menyandang sebagai kota jenang. Jajanan yang terkenal dengan teksturnya kental dan lengket serta rasanya yang manis karena berbahan dasar tepung beras, garam dan santan kelapa ini, menjadikan Kudus sebagai salah satu sentra industri jenang se-antero Nusantara bahkan se-Asia Tenggara.

Dari umurnya saja, jajanan jenang termasuk jajanan tertua di Indonesia. Konon, jenang sudah ada sejak zaman Wali Songo. Kisahnya berawal ketika Sunan Kudus melakukan perjalanan bersama Syekh Jangkung (Saridin) ke Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang merupakan desa asal muasal jenang.

Menurut cerita, jenang dibuat sebagai wujud syukur pada yang Kuasa yang telah memberikan keselamatan bagi masyarakat Desa Kaliputu kala itu. Sehingga setiap tanggal 1 Muharram, di Kota Kudus sering diadakan arak-arakan jenang oleh masyarakat Kaliputu khususnya.

Cerita ini tertulis dan diabadikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Kudus melalui Museum Jenang yang berada di dalam Pusat Oleh-oleh Jenang Kudus Mubarok. Alat serta bahan yang digunakan dalam pembuatan jenang zaman dahulu juga ditampilkan di sini.

Pendiri Museum Jenang juga ingin memanjakan pengunjung yang datang dengan suasana yang benar-benar seperti Kudus zaman dahulu. Seperti dihadirkannya miniatur Menara Kudus yang merupakan ikon Kota Kudus, dan miniatur Rumah Kembar Nitiseminto yang merupakan pengusaha tembakau (kretek) pertama di Kota Kudus.

Tiket masuk museum ini terjangkau hanya Rp. 10.000,00 setiap orang. Jajanan yang ada di tempat ini sangata komplit dari mulai brownies jenang, jenang durian, jenang nanas bahkan cokelat jenang juga ada. Harganya mulai Rp15.000 – 50.000.