Boyolali- Ulang tahun merupakan suatu momen yang membahagiakan dan ditunggu tunggu bagi banyak orang karena bertambahnya usia dan sekaligus bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk usia berikutnya. Biasanya ulang tahun identik dengan kue tart dan acara tiup lilin. Namun kini banyak orang yang mulai menganggap bahwa kue tart tidak efektif untuk perayaan ulang tahun, karena selain diperlukan dana yang lumayan, beberapa orang menganggap bahwa kue tart cantik diluarnya saja, mungkin karena pada dasarnya adalah kue bolu tanpa perasa yang pekat.
Oleh karena itu saat ini banyak masyarakat yang menggunakan tumpeng nasi kuning sebagai perayaan ulang tahun, terutama di Jawa. Tumpeng merupakan simbol rasa Syukur dan terimakasih kepada yang maha kuasa karena telah melimpahkan banyak berkah-Nya. Tumpeng juga dapat dijadikan simbol rasa syukur untuk bertambahnya usia. Di Dukuh Kwarigan, Desa Bakulan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali terdapat salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah di bidang makanan yang ternyata juga menyajikan berbagai makanan tradisional jika ada pesanan, Pemilik usaha ini yaitu Ibu Siska. Namun karena makanan tradisional kini kurang di minati masyarakat, pesanan akan berbagai makanan tradisional pun tidak banyak.
Dari permasalahan ini penyusun sebagai salah satu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata(KKN) dari Universitas Boyolali nama Anasia Fathiyati Mutoharoh dari Fakultas Ekonomi Akuntansi dibawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan KKN 2021 Ir Sigit Muryanto, M.P bersama Ibu Siska tertarik untuk membuat Tumpeng dari makanan tradisional untuk acara ulang tahun sebagai pengganti kue tart. Selain bertujuan untuk menaikkan omzet penjualan dan membangun strategi pasar hal ini juga bertujuan untuk melestarikan budaya Jawa mengenai makanan tradisional yang sebenarnya mempunyai rasa yang lezat agar tidak punah tergeser oleh makanan jaman sekarang. Tumpeng Gemblong dipilih sebagai nama inovasi ini, dengan makanan Gemblong singkong sebagai Tumpeng ditengah layaknya nasi kuning dan makanan tradisional lain seperti klepon, ketan ireng, cenil, lupis, tiwul dan grontol disekelilingnya.
Untuk pembuatan Tumpeng ini berada di dapur Ibu Siska di Dusun Kwarigan, setelah semuanya matang, lalu penyusun bersama Ibu Siska menghias layaknya tumpeng nasi kuning namun semuanya merupakan makanan tradisional. Setelah selesai kemudian tumpeng ini di foto dan dipasarkan melalui sosial media berupa status whatsApp, facebook dan instagram, ternyata ada beberapa orang yang tertarik dengan tampilan Tumpeng Gemblong ini bahkan langsung ada 2 orang yang memesan untuk acara ulang tahun anggota keluarganya. Dari kegiatan KKN Universitas Boyolali tahun 2021 oleh penyusun ini diharapkan mampu menaikkan penjualan akan makanan tradisional Tumpeng Gemblong Ibu siska kedepannya serta mampu melestarikan makanan ini.
Related Posts
Penerbit Buku Berkwalitas , “Penerbit Marjinal” Yogyakarta. Hub 081 567 898 354
Ratno Susanto Bos RSG asal Malang Sampaikan Selamat, Penerbit Marjinal Resmi Berdiri di Kota Pelajar Yogyakarta!
Eko Wiratno[Pendiri EWRC Indonesia] : 5 Provinsi dengan Jumlah Perguruan Tinggi Terbanyak di Tanah Air.
Pro Kontra Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024
Ariya Konsultan : Berikut Contoh Kerangka Skripsi
No Responses