Maria Prita Kusuma Dewi1
Unna Ria Safitri2
Fakultas Ekonomi, Universitas Boyolali
Abstrak
Usaha Kecil Menengah atau biasa disebut UKM pula dibutuhkan untuk mempertahankan diri dalam persaingan, selain itu UKM juga dituntut untuk menghadapi beberapa tantangan dunia, dan menghadapi tantangan global. Hal tersebut dapat dilakukan menggunakan inovasi produk serta layanan, serta pengembangan sumber daya insan serta teknologi, juga diharapkan dalam hal peningkatan daerah pemasaran. Untuk itu diharapkan manajemen risiko untuk mengantisipasi atau mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dengan menganalisis manajemen risiko.
istilah kunci: Manajemen Risiko Usaha, UKM
- PENDAHULUAN
UMKM merupakan singkatan dari usaha Mikro kecil menengah. Indonesia sendiri, menurut data yang berasal dari Kementerian Koperasi serta perjuangan kecil Menengah Republik Indonesia jumlah UMKM pada tahun 2018 mencapai 64.194.057. nomor ini mengalami kenaikan sebesar dua 2% dibanding tahun 2017. Tidak hanya itu saja, UMKM mempunyai peranan yang relatif besar dalam perekonomian nasional. UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja sampai mencapai 97%. dari Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian ketua Bidang Perekonomian, Iskandar Simongkir berkata bahwa sumbangsih UMKM terhadap PDB mencapai 60,34 %.
Risiko tidak hanya timbul karena adanya faktor internal perusahaan melainkan juga dari faktor eksternal perusahaan yang menuntut perusahaan agar lebih peduli akan risiko tadi. Risiko ini tidak hanya muncul di perusahaan –perusahaan besar, tetapi risiko ini juga ada pada perusahaan –perusahaan kecil, ataupun bisnis kecil, seperti UMKM. Risiko akan timbul kapan saja, dan untuk siapa saja, karena intinya seluruh hal sangat berkaitan erat menggunakan risiko, umumnya risiko ini diartikan menjadi suatu hal yangg memicu akan terjadi kerugian atas peristiwa eksklusif sama halnya mirip pengertian yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan,2016 yaitu mengartikan bahwa risiko merupakan potensi kerugian dampak terjadinya suatu peristiwa, dan pengertian risiko dari Bambang Rianto, 2017 risiko adalah potensi kerugian dampak terjadinya suatu insiden eksklusif. Oleh sebab itu sebelum kita bertemu dengan risiko yang besar maka perusahaan kita wajib siap untuk menghadapi atau meminimalkan risiko tersebut dengan cara menerapkan manajemen risiko.
- RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana klasifikasi risiko dan individu dalam menghadapi risiko?
- Bagaimana tahapan analisis manajemen risiko bisnis pada usaha?
- TUJUAN PENELITIAN
- Untuk mengetahui klasifikasi risiko dan individu dalam menghadapi risiko
- Untuk mengetahui tahapan serta dapat menganalisis manajemen risiko bisnis pada usaha.
- TINJAUAN PUSTAKA
Pengintegrasian risiko, pengintegrasian strategi transfer risiko dan pengintegrasian manajemen risiko ke dalam proses bisnis perusahaan, integrasi dari tiga cara diatas akan menghasilkan suatu kerangka manajemen risiko ERM Bambang Rianto (2016:12). Pengintegrasian organisasi risiko dibutuhkan adanya sebuah unit manajemen risiko perusahaan tersentralisasi dan bertanggung jawab eksklusif pada chief executive officer. Proses yang kedua yakni pengintegrasian strategi transfer risiko. Cara yang dilakukan untuk melindungi risiko residual yang tidak dikehendaki manajemen, ERM menggunakan sudut pandang portofolio untuk melakukan transfer risiko. menggunakan memakai sudut pandang portofolio di semua jenis risiko perusahaan serta dengan cara merasionalisasikan derivatif, premi, dan produk-produk cara lain transfer risiko lainnya. Cara terakhir yang dilakukan ialah di proses bisnis perusahaan diintegrasikan manajemen risiko di dalamnya. Penggunaan ERM sendiri dapat membantu perusahaan untuk mengalokasikan asal daya, mengoptimalkan kinerja bisnisnya menggunakan cara mendukung maupun memengaruhi keputusan penetapan harga serta berbagai macam keputusan bisnis lainnya.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah sebuah metode yang sistematik dan logis yang bermanfaat untuk mengindentifikasi, monitor, memutuskan solusi, serta melaporkan risiko yang terjadi pada setiap akvitas atau pada sebuah proses (Ferry, 2006). Pada ISO:31000-2009 manajemen risiko ialah aktivitas terorganisasi yang dilakukan untuk mengarahkan serta mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko. Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah sebuah metode yang terorganisasi secara sistematik dan logis yang dilakukan untuk mengarahkan, mengidentifikasi, memonitor, memutuskan solusi, melaporkan risiko, serta mengelola organisasi pada rangka untuk menangani risiko. Risiko terbagi menjadi beberapa yaitu risiko produk, risiko pasar, risiko keuangan, dan risiko operasional.
Risiko Keuangan
Risiko Keuangan (Leverage) ialah risiko yang khususnya memengaruhi pendapatan suatu perjuangan. Risiko keuangan berkaitan dengan menggunakan permodalan, pendapatan, kerugian suatu usaha. pada UMKM risiko keuangan adalah risiko yang sering terjadi. Permasalahan mengena keuangan sering kali dihadapi. Kurangnya modal untuk menyebarkan perjuangan misalnya dapat menghambat laju pertumbuhan dan perkembangan UMKM. Keuangan yang baik dan stabil ialah kunci keberhasilan UMKM.
Risiko Produk
Risiko produk adalah Risiko yang menyatu dengan menggunakan Risiko Operasional, namun letak perbedaan nya di hasil Produk ( Barang Jadi ) yang telah dihasilkan oleh suatu perusahaan yang mempunyai korelasi erat langsung menggunakan konsumen (Customer). Tentunya dalam sebuah bisnis dari sektor apapun absolut mempunyai sebuah risiko yang perlu diantisipasi dan perlu dikelola pulang dan dinilai supaya risiko tersebut dapat diminimalisir dampaknya dan tidak merugikan perusahaan, bahkan menghipnotis reputasi perusahaan tersebut.
Risiko Pasar
Risiko adalah kejadian jelek yang berpotensi terjadi serta diketahui berapa peluang kejadian tersebut akan benar-sahih terjadi dan sebanyak apa dampaknya jika insiden tersebut benar-benar terjadi. Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa asal penghasil ke konsumen. pada kegiatan pemasaran, dikenal konsep 4P yaitu: Product, Price, Placement, and Promotion. Intinya risiko pasar ini tergantung dari lingkungan mana perusahaan tersebut beroperasi, aneka macam pesaing atau harga bahan baku, dan promosi melewati media social.T ergantung bagaimana perusahaan tersebut dapat berntindak inovatif terhadap risiko pemasaran tersebut supaya menjadi nilai tambah bagi perusahaan.
- PEMBAHASAN
- Klasifikasi Risiko Dan Individu Dalam Menghadapi Risiko
Febriani (2021) mengatakan bahwa risiko dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sumbernya dan juga pengalihan risiko.
- Risiko berdasarkan Sifatnya
- Risiko Murni (Pure Risk)
Risiko murni merupakan risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian, namun sebaliknya apabila risiko ini tidak terjadi maka yang akan timbul adalah keuntungan. Sebagai contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kebanjiran dan lainnya.
- Risiko Spekulatif
Untuk risiko spekulatif ini, jika risiko terjadi maka akan menimbulkan kerugian dan keuntungan sekaligus bagi penerima risiko. Contohnya adalah keuntungan yang didapatkan dari saham.
- Risiko Partikular
Risiko ini merupakan akibat yang dapat ditimbulkan dari kegiatan yang cenderung bersifat individu sehingga dampak dari risiko ini kecil terhadap lingkungan sekitar. Sebagai contohnya adalah kecelakaan dalam berkendara. Dari kecelakaan tersebut yang terkena dampaknya adalah pengendara itu sendiri dan mungkin sebagian kecil masyarakat yang berada di lingkungan tempat kecelakaan terjadi.
- Risiko Fundamental
Risiko ini tidak ditimbulkan oleh manusia, melainkan berasal dari alam yang tentunya akan menimbulkan efek kerugian dengan cakupan yang luas. Contohnya adalah bencana longsor, gunung meletus, tsunami, dan juga bencana alam lainnya.
- Risiko berdasarkan Sumbernya
- Risiko Internal
Risiko ini berasal dari pihak internal yaitu dari perusahaan itu sendiri. Seperti mesin yang rusak atau error.
- Risiko Eksternal
Berasal dari luar perusahaan dan dapat menimbulkan kerugian kepada perusahaan. Sebagai contoh adalah pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN yang dapat mengganggu proses produksi.
- Risiko Pendanaan/Pembiayaan
Investree (2022) menyebutkan bahwa risiko pendanaan ini merupakan risiko yang mungkin terjadi akibat pendanaan yang dilakukan oleh lender (peminjam).
- Risiko Operasional
Risiko operasional menurut Bank Indonesia (dalam Febriani, 2021) adalah risiko yang muncul dikarenakan kurang mampunya sumber daya manusia (internal) dalam mengelola operasional, kerusakan mesin, ataupun risiko yang muncul karena dari pihak eksternal lainnya.
- Risiko berdasarkan Pengalihan
- Risiko dapat dialihkan kepada pihak lain.
- Risiko tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
Klasifikasi Individu dalam Menghadapi Risiko
Setiap orang tentunya memiliki karakter dan juga sifat yang berbeda. Seperti halnya ketika seseorang menghadapi suatu risiko, maka akan berbeda pula dalam prosesnya. Febriani (2021) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakter dari setiap individu dalam menghadapi risiko, diantaranya adalah:
- Risk Avoider
Risk avoider merupakan orang yang cenderung tidak mengambil risiko dalam artian menghindar dari risiko yang kemungkinan terjadi.
- Risk Calculator
Merupakan orang yang berani mengambil risiko yang terjadi, namun dengan perhitungan dari prediksi yang telah dilakukan sebelumnya.
- Risk Taker
Individu dengan sifat risk taker merupakan orang yang berani mengambil keputusan untuk menghadapi risiko. Biasanya mereka menggunakan intuisi untuk mengukur sejauh mana dampak risiko di masa yang akan datang.
- Risk Manager
Risk manager juga merupakan orang yang berani mengambil risiko dengan menghitung dampak risiko tersebut dan juga ia dapat mengelola atau meminimalisir risikonya
- Analisis Manajemen Risiko Usaha
Dalam menganalisis risiko usaha diperlukan beberapa tahap yaitu:
- Melakukan Identifikasi risiko
Mengidentifikasi risiko yang akan terjadi supaya dapat memanajemen risiko dengan baik dan mengetahui risiko tersebut dapat dihadapi, dihindari ataupun di transfer. Hal yang perlu pada perhatikan dalam mengidentifikasi risiko menurut Bambang Ryanto Rustam yang dilakukan dalam identifikasi risiko secara bersiklus serta melakukan analisis dari semua asal risiko.
- usaha terhenti ini dapat disebabkan kurangnya modal, mengakibatkan keterbatasan persediaan sehingga mengakibatkan usaha terbengkali, serta tidak ada pemasukan.
- Harga semakin mahal dapat ditimbulkan adanya inflasi berasal bahan standar barang utama lainya.
- Uang usaha dipergunakan untuk kepentingan dapat ditimbulkan sebab pencatatan akutansi yang belum tersistemasi serta dapat menyebabkan modal perjuangan yang berkurang.
Risiko Operasional
- Kurangnya energi kerja dapat di sebabkan karena terbatasnya kapital sebagai akibatnya mengakibatkan servis yang kurang cepat.
- Operasional tidak teratur dapat disebabkan tidak terdapat SOP yang kentara sebagai akibatnya mengakibatkan tak ada konsistensi, pelayanan, berasal pencatatan laporan keuangan.
- Kehilangan branding perusahaan dapat ditimbulkan sebab tidak memiliki SIUP dan ini menyebabkan tidak konsisten pada saat buka dan tutup.
Risiko pemasaran
- kawasan yang jauh berasal target pemasaran dapat ditimbulkan sebab terbatasnya kapital sehingga dapat menyebabkan tidak tepat di target pemasaran, serta berkurangnya konsumen.
- Pemasaran yang lambat ini disebabkan sebab kenaikan pangkat yang minim, tidak membuka cabang, buta pemasaran, dan kurang melihat potensi pasar ini mengakibatkan berkurangnya omzet penjualan.
Risiko Produk
Risiko produk merupakan risiko yang menyatu dengan risiko operasional, tetapi letak perbedaannya di output produk (barang jadi) yang telah dihasilkan sang suatu perusahaan.yang mempunyai hubungan erat eksklusif menggunakan konsumen (costumer). Tentunya pada sebuah usaha dari sektor apapun pasti memiliki sebuah risiko yang perlu diantisipasi serta dapat diminimalisir supaya risiko tersebut tidak menjadi sebuah weakness point bagi perusahaan.
- Evaluasi Risiko
Selain risiko produk, risiko keuangan juga patut untuk diwaspadai dan tentunya dikelola dengan baik supaya risiko risiko ini sebagai sebuah kesempatan untuk menerima keuntungan.
Berdasarkan Rochman Effendy dalam webinar Nasional Multiaspek seni manajemen pembelajaran covid 19 bersama EMKM: Peluang, riset, serta tantangan di 12 juni 2020 menyatakan konflik yang biasa terjadi pada UMKM terdapat 4 hal yaitu masih sedikit yang berhimpun, dilema pemodalan, tidak ada pemisahan asset usaha menggunakan eksklusif, dan tidak mempunyai daata.
- Pengelolaan Risiko
Langkah terakhir pada proses manajemen risiko adalah pengelolaan risiko. selesainya analisis serta evaluasi risiko, langkah berikutnya artinya mengelola risiko. Risiko penting untuk dikelola sebab UMKM yang gagal mengelola risiko akan mendapatkan konsekuensinya. Konsekuensi yang diterima seperti mengalami kerugian yang kecl bahkan hingga besar, kehilangan pelanggan, penutupan perjuangan, dll. Untuk itu resiko-resiko yang sudah diidentifikasi serta dievaluasi perlu untuk dikelola menggunakan baik.
Cara yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk mengelola resikonya terbagi atas beberapa hal yaitu penghindaran, ditahan (retention), diversifikasi, atau pada transfer kepihak lainnya (Hanafi, 2014). Pengelolaan risiko yang ditahan maksudnya artinya menghadapi risiko tersebut. Risiko yang harus ditahan artinya harga yang semakin mahal, kurangnya tenaga kerja, produk kadaluwarsa, pemasaran lambat. Risiko harga yang semakin mahal wajib dihadapi kemudian lakukan pengelolaan menggunakan cara mengurangi kuantitas atau volume produknya. Kurangnya energi kerja dapat dilakukan menggunakan donasi energi di keluarga seperti anak ikut membantu atau ayah yang dapat membantu untuk kelangsungan usahanya sebelum menjadi lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, A. (2021). Pengaruh Risiko Pada Profesi Terhadap Kesadaran Masyarakat Mengikuti Asuransi Syariah (Studi Kasus Masyarakat Di Ds. Cangkudu Kec. Balaraja Kab. Tangerang) (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN). http://repository.uinbanten.ac.id/id/eprint/7752.
Harsanti, B. D., & Chaerunisaa, A. Y. (2021). Review Artikel: Manajemen Risiko Mutu, Metode Serta Penerapannya Dalam Industri Farmasi. Farmaka, 19(1), 77- 88.
Investree, (2022). Ketahui Risikonya Untuk Mendanai Secara Cermat. Investree. Https://Investree.Id/Invest/Risk.
Khaddafi, M., & Ferdiansyah, F. (2017). Analisis Perbandingan Return Dan Risk (Studi Pada Saham Syariah Dan Saham Konvensional Lq45 Periode (2012-2016). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(1), 33-37. https://doi.org/10.29103/jak.v5i1.1811.
Miftakhatun. (2020). Analisis Manajemen Risiko Teknologi Informasi pada Website Ecofo Menggunakan ISO 31000. Journal Of Computer Science and Engineering Vol. 1 No. 2 (2020). https://doi.org/10.36596/jcse.v1i2.76
Sajjad, M. B. A., Kalista, S. D., Zidan, M., & Christian, J. (2020). Analisis Manajemen Risiko Bisnis (Studi Pada Cuanki Asoy Jember). Jurnal Akuntansi Universitas Jember Vol. 18 No. 1 (2020). https://doi.org/10.19184/jauj.v18i1.18123
Hanafi, M. (2014). Manajemen Risiko. In: Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management. Jakarta: Universitas Terbuka. Pp. 1-40. ISBN 9790112173
Related Posts
Eko Wiratno[Pendiri EWRC Indonesia] : 5 Provinsi dengan Jumlah Perguruan Tinggi Terbanyak di Tanah Air.
Pro Kontra Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024
Ariya Konsultan : Berikut Contoh Kerangka Skripsi
Berikut Jenis Buku yang Tidak Memerlukan ISBN, Simak Ulasan Berikut ini!
Ariya Konsultan : Trik Jitu Belajar Coding untuk Mengolah Data
No Responses