BOYOLALI- Dukuh Kupo, RW 6, Desa Gladagsari, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Pada hari Sabtu(10/08/2024) mengadakan sosialisasi tentang bahayanya pernikahan dini yang diikuti oleh remaja, orang tua, dan tokoh masyarakat sekitar. Acara ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai dampak pernikahan dini dan pentingnya pendidikan serta pengembangan diri sebelum memasuki jenjang pernikahan.
Sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kelompok 10 KKN(Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Boyolali ini dilaksanakan di rumah warga setempat yakni Dukuh Pupo yang dihadiri sekitar 50 peserta. Ketua Kelompok KKN Galang Amirul Umam dalam sambutannya menekankan pentingnya memberikan informasi yang tepat kepada generasi muda tentang risiko dan konsekuensi pernikahan dini.
Sebagai pemateri adalah Cilla Neza Pratama, yang juga salah satu peserta KKN yang menyampaikan materi tentang dampak psikologis dan sosial dari pernikahan dini. Dia menjelaskan bahwa pernikahan dini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan emosional remaja, serta menghambat peluang mereka untuk melanjutkan pendidikan dan pengembangan karier kedepan. “Penting bagi kita untuk memberikan pemahaman kepada remaja tentang bagaimana pernikahan dini dapat mempengaruhi masa depan mereka. Pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang dan mencapai potensi penuh mereka,” ungkap Cilla Neza Pratama dalam presentasinya.
Selain materi dari Cilla Neza Pratama, acara ini juga menghadirkan sesi diskusi interaktif, di mana peserta dapat bertanya langsung dan berbagi pengalaman pribadi. Para remaja terlihat antusias dan aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu ini.
Pihak panitia KKN juga membagikan buku panduan dan brosur mengenai pernikahan dini, yang berisi informasi lengkap tentang risiko, hukum, serta cara-cara pencegahan. Buku-buku tersebut diharapkan dapat menjadi referensi bagi para remaja dan orang tua dalam membuat keputusan yang lebih bijak terkait pernikahan.
Acara diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar informasi yang disampaikan dapat meningkatkan kesadaran dan memotivasi remaja untuk fokus pada pendidikan dan pengembangan diri sebelum memikirkan pernikahan. Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat Dukuh Kupo dan diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mencegah pernikahan dini di masa mendatang serta membangun generasi yang lebih terdidik dan berkualitas(**)
Related Posts
Eko Wiratno[Pendiri EWRC Indonesia] : 5 Provinsi dengan Jumlah Perguruan Tinggi Terbanyak di Tanah Air.
Pro Kontra Permendikbud Ristek Nomor 44 Tahun 2024
Ariya Konsultan : Berikut Contoh Kerangka Skripsi
Berikut Jenis Buku yang Tidak Memerlukan ISBN, Simak Ulasan Berikut ini!
Ariya Konsultan : Trik Jitu Belajar Coding untuk Mengolah Data
No Responses