
SOLO(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)– Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI P) Hj. Megawati Soekarnoputri meminta kepala daerah dari PDI P untuk menunda kehadirannya dalam retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. Permintaan ini dikeluarkan usai penahanan Sekjen PDI P Hasto Kristiyanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) kamis kemarin.
Pendiri Eko Wiratno Research and Consulting(EWRC) Indonesia, Eko Wiratno mengatakan ada dua konteks yang perlu dicermati dalam imbauan tersebut. Dia menilai jika hal tersebut dikaitkan dengan urusan pemerintahan, maka ada campur aduk antara partai, pemerintahan, dan negara.
“Tentang imbauan dan instruksi Ibu Megawati, kita bisa melihatnya dalam dua konteks. Pertama, konteks internal partai, yaitu untuk kader PDI P, di mana hal itu tidak terkait dengan urusan pemerintahan. Namun, jika ini dikaitkan dengan urusan pemerintahan, maka ada campur aduk antara partai, pemerintahan, dan negara,” tegas Eko Wiratno kepada Jaringan Arwira Media Group, Jumat (21/02/2025).
Eko Wiratno berpendapat bahwa kepala daerah yang telah dilantik artinya sudah berbaiat kepada presiden. Untuk itu, tugas dan kewajibannya harus mengacu pada arahan presiden bukan lagi partai.
“Ketika seorang kepala daerah sudah dilantik, itu berarti dia sudah berbaiat kepada presiden. Dia merupakan bawahan presiden, sehingga tugas dan kewajibannya harus mengacu pada arahan presiden, bukan pada partai lagi,” tegas Eko Wiratno.
Eko Wiratno menambahkan instruksi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri agar kadernya tidak ikut retret kepala daerah, menunjukkan penurunan hubungan dengan Presiden Prabowo Subianto. Eko Wiratno menganggap instruksi tersebut sebagai pernyataan politik PDI P. Pasalnya, tidak ada kewajiban secara hukum untuk kepala daerah mengikuti retret.
“Apa yang dilakukan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri untuk meminta kadernya yang terpilih sebagai kepala daerah di Pilkada Serentak 2024 tidak hadir di acara retret yang diadakan pemerintah Pak Prabowo, adalah pertanda hubungan Pak Prabowo dan Bu Mega mencapai titik terendah,” kata Eko Wiratno.
“Adanya surat instruksi yang ditandatangani Ibu Megawati Soekarnoputri ini menandai hubungan baru yang sebelumnya relatif baik, tetapi sejak keluarnya instruksi tersebut, secara politik bisa dibaca PDI Perjuangan mulai menampakkan oposisinya.”(**)
Related Posts
KEBUMEN SIAP MENJADI TUAN RUMAH JAMBORE NASIONAL JATAM I
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Terjun Bebas, Berikut Analisa Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno.
Monggo Bu Endarwati(Kaprodi Uncok) di Tumbas??? Hari ini Kamis Wage(13/03/2025) Emas Antam Pecah Rekor, Tertinggi di Jual Rp.1,654,600,000/ 1.000 gr dan Setahun Cuan Rp. 345 Juta( Cuan 30,25%)
Puasa: Jalan Kesempurnaan Spiritual yang Penuh Hikmah Oleh: Suko Wahyudi, PRM Timuran Yogyakarta
RABU LEGI, 5 MARET 2025 EMAS ANTAM PECAH REKOR TERTINGGI SEPANJANG SEJARAH!
No Responses