Gunungkidul tak hanya dikenal sebagai Kota Gaplek namun juga sebagai kota wisata populer di Indonesia. Banyak tempat menarik yang wajib kamu kunjungi, mulai dari wisata kuliner, wisata budaya, hingga wisata alam. Khusus wisata alam, kawasan Gunungkidul tengah menjadi primadonanya. Salah satunya, kamu bisa berkunjung ke Pantai Ngobaran di Desa Kanigoro.
Dibanding dengan objek wisata lain di Gunungkidul, Pantai Ngobaran memang belum menjadi tujuan utama para wisatawan. Padahal, panorama dan struktur Pantai Ngobaran sering disandingkan dengan pesona bahari di Bali, lho. Di pantai ini, kamu juga akan banyak belajar tentang makna keberagaman. Yuk, kita telusuri lebih dalam apa yang membuat pantai ini menarik untuk dikunjungi!
Sejarah Pantai Ngobaran diketahui memiliki kaitan erat dengan Kerajaan Majapahit pada masa pimpinan Raja Prabu Brawijaya V. Kala itu, Kerajaan Majapahit diserang oleh Raden Patah, putra Brawijaya V yang merupakan pemimpin Kerajaan Demak. Enggan melawan putra sendiri, Brawijaya V pun melarikan diri sampai di Pantai Ngobaran.
Karena tidak menemukan jalan keluar dari pantai tersebut, Brawijaya V pun melakukan ritual moksa, yaitu ritual pembakaran diri sendiri. Upacara tersebut menghasilkan api dengan kobaran yang amat besar. Karena itulah, muncul sebutan “Ngobaran”.
Namun, beberapa masyarakat setempat percaya bahwa Brawijaya V tidak membakar dirinya sendiri. Pasalnya, hanya tulang-tulang anjing yang ditemukan dalam sisa pembakaran. Ritual tersebut dilakukan untuk mengelabui Raden Patah karena Brawijaya V tidak mau mengikuti ajaran Islam. Versi lain juga mengatakan bahwa Raja Brawijaya V membakar dirinya bersama salah seorang istrinya.
Keunikan lain Pantai Ngobaran bisa kamu lihat dari sudut budaya dan agama. Nuansa Hindu, Buddha, dan Jawa sangat kental terasa di pantai ini. Pada tahun 2003, prasasti berupa gapura dan patung-patung dewa khas Hindu dan Buddha didirikan untuk memperingati kehadiran keturunan Raja Brawijaya V di Pantai Ngobaran. Prasasti tersebut pun diresmikan pada 17 Agustus 2004.
Di sebelah kiri prasasti, kamu akan menemukan Joglo yang merupakan tempat ibadah aliran Kejawan. Aliran Kejawan merujuk kepada salah satu putra Raja Brawijaya V, Bondan Kejawan. Di depan Joglo juga terdapat sebuah kotak batu yang sekarang dikenal sebagai Pura Segara Wukir. Pura tersebut dipercaya sebagai tempat Raja Brawijaya V melakukan ritual membakar diri.
Selain itu, kamu juga akan menemukan bangunan masjid berukuran 3×4 meter di depan Pura Segara Wukir. Masjid ini cukup unik karena bangunannya yang menghadap selatan bukan ke arah kiblat. Meski begitu, penduduk sekitar sudah memberi petunjuk arah kiblat bagi pengunjung yang ingin beribadah.
Meski terdapat banyak kepercayaan, suasana Pantai Ngobaran tetap mencerminkan suasana harmonis antar penduduknya. Karena itulah, kamu bisa mendapat pengetahuan serta pengalaman baru saat berkunjung ke pantai ini.
Berkunjung ke Pantai Ngobaran menggunakan kendaraan pribadi adalah pilihan terbaik. Pasalnya, kendaraan umum menuju pantai ini masih jarang ditemui. Untuk sampai di pantai, kamu perlu menempuh 2 jam perjalanan. Ada banyak petunjuk arah menuju Pantai Ngobaran, sehingga kamu tak perlu khawatir akan tersesat.
Sesampainya di pantai, kamu perlu membayar tiket masuk sebesar Rp3.000 per orang. Tiket tersebut juga bisa menjadi akses untuk berkunjung ke Pantai Ngrenehan, 2 km dari Pantai Ngobaran. Meski jam operasional tidak berlaku, kamu sebaiknya berkunjung saat pagi ataupun siang hari. Pasalnya, kawasan ini belum terjangkau listrik, sehingga akan cukup berbahaya saat malam hari.
Bagi yang penasaran dengan berbagai upacara di pantai ini, kamu bisa berkunjung saat bulan purnama untuk melihat upacara Galungan. Ada pula upacara Melasti atau Labuhan Suci saat menjelang Hari Raya Nyepi. Sedangkan setiap Selasa dan Jumat adalah waktu ritual aliran Kejawan di Pantai Ngobaran. Jika kamu berkunjung di waktu tersebut, ingatlah untuk tetap menghormati umat yang sedang beribadah, ya!
Itu dia berbagai hal menarik yang bisa kamu dapatkan saat berkunjung ke Pantai Ngobaran. Tidak hanya menawarkan pesona alam berbalut mistis, kamu juga bisa menikmati keberagaman budaya, agama, serta kuliner yang unik. Tunggu apalagi, yuk jelajahi Pantai Ngobaran!
Geng Mbh Sugeng antara lain, Mbh Wanto, Mbh Sugeng, dkk.
Related Posts
Dwi Suci Lestariana Dosen Agroteknologi Universitas Boyolali , Ambil S3 di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Info Dosen : Permendikbudristek 44/2024 Dihadirkan untuk Pecahkan Masalah Dosen
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Berikut Daftar 76 Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati dan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota se Jawa Tengah
Universitas Pancasakti(UPS) Tegal Wisuda 869 Mahasiswa Program Sarjana, Magister dan Diploma.
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Apa itu Pilkada dan Fenomena Dukungan Parpol di Gunungkidul dalam Pilkada 2024!
No Responses