Pada bulan Ramadhan atau biasa disebut dengan bulan sabr, bulan di mana pada waktu ini kita diuji kesabarannya, karena puasa pada dasarnya adalah kesabaran. Setidaknya terdapat tiga aspek kesabaran yang diuji kepada kita pada bulan Ramadhan, di antaranya:
1. Sabar Mematuhi Perintah Allah SWT
Aspek pertama yang diuji ialah ketika kita senantiasa sabar menjalankan perintah Allah SWT dengan benar, karena kalau tidak ada sikap kesabaran dalam menjalankan perintah-Nya maka kita tidak akan dapat menjalaninya dengan sempurna, karena sungguh berat perintah-perintah Allah SWT terkhusus saat bulan Ramadhan yang mewajibkan kita berpuasa, kecuali jika di hati kita terdapat iman.
Ketika kita beribadah kepada Allah SWT dengan baik, kita merasa senang dan tenang ketika beribadah bersama-sama, maka insyaAllah hal tersebut menjadi tanda adanya keimanan dalam diri yang Allah SWT anugerahkan.
2. Menjaga Kualitas Puasa
Pada kesabaran yang kedua yang perlu kita tempuh selama Ramadhan ialah menahan lapar, haus, serta menahan diri dari hal-hal yang dapat merusak kualitas puasa kita. Tanpa adanya kesabaran dalam diri, kita tidak dapat melaksanakan ibadah puasa dengan menahan segala hal yang menyertainya.
3. Sabar dari Segala Penderitaan
Ketika kita puasa, perut kita lapar, tenggorokan merasa dahaga, sementara di sekitar kita banyak yang menikmati makanan atau minuman pada siang hari, namun kita memilih tetap melewati lapar dan dahaga sampai azan maghrib tiba, itu namanya kesabaran yang Allah SWT anugerahkan kepada kita agar dapat melaksanakan ibadah dengan baik.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 200,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali-Imran [3]: 200)
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 156,
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un’ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS. Al-Baqarah [2]: 156)
Nabi SAW juga mendefinisikan sabar sebagai puasa. Jadi puasa ini merupakan implementasi dari kesabaran yang diajarkan kepada kita. Allah SWT dalam firman-Nya memerintahkan agar kita senantiasa sabar dan menegakkan shalat. “Wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh”.
Karena itu kita hiasi diri dan hati kita dengan sabar. Sabar memang suatu hal yang mudah dikatakan tetapi kita senantiasa membutuhkan kesabaran dalam mengimplementasikannya.
Namun, jangan sampai sabar di atas disalahartikan penempatannya. Terdapat hal-hal yang perlu disegerakan, di antaranya:
1. Segera Membayar Hutang
Jangan sampai kita menasihati orang yang meminjamkan kita uang dengan sebutan, “sabar, masa nagihnya tidak sabar.” Karena sesungguhnya dalam meminjamkan uang juga mereka sudah menerapkan kesabaran. Segeralah membayar hutang, kalau ada segera dibayar.
2. Segera dalam Mengurusi Jenazah
Ketika ada jenazah, segerakan untuk dikebumikan. Jangan kita bersabar karena kita disuruh menyegerakan.
3. Menikahkan Anak Gadis
Jika kita memiliki anak gadis, segeralah dinikahkan apabila sudah memenuhi syaratnya.
Jadi begitulah sabar yang harus ditempatkan sebagaimana mestinya. Terdapat juga hal-hal yang perlu disegerakan agar lebih baik pelaksanaannya.
Sabar adalah satu sifat yang dimiliki semua para Nabi dan Rasul, para aulia shalihin, mereka seluruhnya adalah contoh kesabaran yang perlu kita tiru. Mereka senantiasa sabar karena merasa malu atas banyaknya limpahan syukur yang Allah SWT berikan. Sebagaimana Nabi Ayyub AS yang didera penyakit dalam waktu yang lama namun beliau sabar dalam menghadapinya. Begitu juga aulia shalihin yang sampai tidak mau berdoa memohon kesembuhan, karena sakitnya merupakan wujud nikmat perhatian Allah SWT atas dirinya.
Sabar dari Allah SWT juga terdapat dua jenis, pertanya sabar atas kenikmatan yang Allah SWT curahkan, dan sabar atas kerikil-kerikil kehidupan. Kita mendapat sakit itu merupakan ujian, begitu juga saat kita mendapatkan rezeki yang berlimpah
Karena itu sebagai seorang muslim dan mukmin, di bulan Ramadhan ini marilah kita upgrade pemahaman sabar kita. Sabar bukan hanya menunggu suatu hal yang kita nantikan melainkan juga bertahan pada hal-hal yang sulit dengan penuh ketakwaan dan keimanan hanya kepada-Nya.
Related Posts
Dwi Suci Lestariana Dosen Agroteknologi Universitas Boyolali , Ambil S3 di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Info Dosen : Permendikbudristek 44/2024 Dihadirkan untuk Pecahkan Masalah Dosen
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Berikut Daftar 76 Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati dan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota se Jawa Tengah
Universitas Pancasakti(UPS) Tegal Wisuda 869 Mahasiswa Program Sarjana, Magister dan Diploma.
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Apa itu Pilkada dan Fenomena Dukungan Parpol di Gunungkidul dalam Pilkada 2024!
No Responses