Provinsi Bengkulu kembali dilanda Banjir yaitu Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Seluma, Kaur, Mukomuko dan Kota Bengkulu. Kondisi Banjir yang terjadi dibeberapa daerah di Bengkulu dapat kita lihat pada rekaman video amatir yang direkam oleh beberapa warga melalui link https://www.youtube.com/watch?v=id2QAw7MY_4&t=37s. Banjir yang terjadi di Bengkulu ini sangat menarik untuk diamati dan dianalisis. Seorang sahabat saya yang dulu tinggal lama di Bengkulu dan sekarang berdomisili di Jakarta, sempat mempertanyakan “Ada apa di Bengkulu, kenapa sekarang sering terjadi Banjir dan daerah yang terkena dampak banjir begitu luas.?”
Pertanyaan dari sahabat saya ini, mungkin juga menjadi pertanyaan kita bersama. Kenapa Bengkulu saat ini begitu gampang terjadi banjir, ketika dilanda hujan dengan intensitas agak tinggi dan waktu yang tidak terlalu lama, langsung terjadi banjir. Kalau kita lihat beberapa tahun sebelumnya, setiap terjadi hujan yang cukup besar dan lama beberapa wilayah Bengkulu juga terjadi Banjir, tapi wilayah yang terdampak banjir tidak terlalu luas. Sudah tiga tahun terakhir setiap hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi, banjir melanda beberapa Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Bengkulu dengan jangkuan wilayah yang cukup luas.
Kondisi diatas tentu harus menjadi perhatian kita bersama, baik kita sebagai masyarakat, terkhusus lagi pihak pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota yang terdampak banjir. Kalau kita lihat dari segi pembangunan, Provinsi Bengkulu tentu mengalami perkembangan pembangunan yang cukup signifikan sejak tiga tahun yang lalu. Tapi ternyata dengan pesatnya pembangunan di Provinsi Bengkulu, sebanding juga dengan masalah pembangunan yang terjadi, terutama banjir. Berarti pembangunan yang terjadi beberapa tahun ini di Provinsi Bengkulu, ada suatu persolan yang selama ini kurang menjadi perhatian, atau bisa jadi tidak menjadi perhatian oleh pemerintah.
Penyebab peristiwa banjir tahunan ini, sudah dikritisi oleh beberapa pegiat lingkungan Bengkulu. Terutama, setelah banjir besar 17 April 2019 lalu yang merendam 9 kabupaten dan kota, menewaskan 24 penduduk di Bengkulu Tengah, Kepahiang, dan Kota Bengkulu, dengan kerugian sekitar 144 miliar Rupiah. Hasil kajian penyebabnya banjir ini adalah kombinasi faktor alam dan manusia. Faktor alam adalah curah hujan yang sangat ekstrim, sementara karena manusia akibat berbagai proyek tambang, perkebunan, dan perumahan.
Aktivitas pertambangan di DAS Bengkulu sudah mencapai luasan 723,52 hektar, dihasilkan dari enam perusahaan. “Ada PT. Bara Sirat Unggul Permai, PT. Bara Mega Quantum, PT. Bengkulu Bio Energi, PT. Danau Mas Hitam, PT. Inti Bara Perdana, dan PT. Ferto Rejang Selanjutnya, perkebunan monokultur sawit skala besar dikuasai PT. Agri Andalas seluas 2.283,72 hektar. Alih fungsi juga terjadi di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun yang menjadi lahan kopi dan perkebunan sawit dan perumahan di Kota Bengkulu banyak dibangun di daerah resapan air. Sedangkan persoalan di daerah hulu sungai yaitu penyempitan berbagai daerah aliran sungai dan pendangkalan daerah hilir sungai.
Persoalan penyulut banjir hampir di semua daerah di Provinsi Bengkulu, tentu harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Kondisi banjir yang terjadi hampir setiap tahun, bahkan bisa tiga kali dalam satu tahun harus secepatnya dicarikan solusi. Kalaupun ada kebijakan yang salah dalam prose pembangunan Provinsi Bengkulu selama ini, sudah barang tentu kebijakan-kebijakan tersebut harus secepatnya dikaji ulang. Semua pihak harus memberi solusi dan masukan kepeda pemerintah dan pemerintah sendiri harus bisa menerima masukan-masukan dari berbagai pihak dalam rangka mencari solusi, supaya Bengkulu tidak lagi terjadi banjir setiap kali hujan datang dengan intensitas yang cukup tinggi
Related Posts
Dipundak Agus Irawan dan Dwi Fajar Nirwana Keberlanjutan Pembangunan Boyolali di Pertaruhkan!
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Dinamika Pilkada Serentak 2024
AGUSTUS 2023-JULI 2024
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING Oleh : Endah Puji Astuti, Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktor Program Studi Penyuluhan Pembangunan Peminatan Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
REMAJA ANARKIS SALAH SIAPA? Oleh : Eggy Widya Larasati, Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Universitas Binawan S3 Penyuluhan Pembangunan Konsentrasi Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
No Responses