Peringatan sebuah hari lahir atau lebih kita kenal dengan istilah dies natalis dianggap sebagai peristiwa penting dan bermakna yang menandai awal perjalanan sebuah kehidupan. Biasanya peringatan tersebut dirayakan dengan penuh syukur dan penuh kebahagiaan. Dengan bertambahnya usia selalu dibarengi dengan pengharapan akan makin bertambahnya sifat kedewasaan. Tidak hanya bagi manusia sebagai makhluk sosial tetapi pertambahan usia atau umur bagi sebuah organisasi pun selalu dikaitkan dengan tingkat kedewasaan. Apalagi bagi sebuah perguruan tinggi yang punya fungsi utama melahirkan para ilmuwan yang berkualitas, baik itu Perguruan Tinggi Negeri ataupun Perguruan Tinggi Swasta di tanah air.
Ditengah pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia sejak awal maret 2020 dan sampai awal agustus ini belum mereda, agenda tahunan dies natalis tetap terselenggara dengan lancar dan sangat sederhana, tetap menjaga protokol kesehatan(prokes). Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Madani(STIA Madani) Klaten dies natalis punya makna penting dan mendalam bukan hanya sebagai penanda bertambahnya usia 1 tahun, tapi juga penanda tingkat kedewasaan dalam berkarya. Keberadaan STIA Madani yang sekarang berusia 19 tahun menjadi bukti bahwa STIA Madani masih memiliki daya tarik di tengah persaingan yang makin ketat di antara perguruan tinggi lain yang ada di Kabupaten Klaten secara khusus dan lingkup regional mengingat STIA Madani berada persis di tengah kiblatnya pendidikan tanah air yaitu Kota Jogjakarta dan Surakarta.
Meski STIA Madani dan perguruan tinggi lainnya juga menghadapi tantangan berat karena di era keterbukaan informasi seperti sekarang, banyak perguruan tinggi berlomba-lomba mengejar ketertinggalan itu dengan memanfaatkan strategi pemasaran yang canggih untuk membangun pencitraan dan reputasi dari sebuah Perguruan Tinggi itu sendiri. Persaingan dalam penyediaan jasa pendidikan tinggi mengharuskan STIA Madani untuk melakukan berbagai perubahan internal maupun eksternal agar tetap eksis.
Salah satu hal yang harus menjadi fokus pengelola perguruan tinggi adalah menyediakan kurikulum yang bermutu, mengingat kurikulum adalah roh bagi sebuah institusi pendidikan. selama ini kurikulum hanya dimaknai sebagai rangkaian mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa sejak awal masuk kuliah sampai menyelesaikan studi akan tetapi pemaknaan seperti itu sudah tidak relevan lagi dimasa kini.
Pemerintah diera kepemimpinan Presiden Joko Widodo periode 2 memiliki target menciptakan Sumber Daya Manusia(SDM) unggul dan berdaya saing. Untuk mewujudkan amanah tersebut, pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan melaunching program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana melalui program MBKM ini perguruan tinggi wajib menyediakan hak belajar di luar program studi bahkan di luar perguruan tinggi bagi mahasiswa dan mahasiswa berhak untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
Untuk menjalankan amanah pemerintah tersebut, maka pengelola perguruan tinggi wajib melakukan penyesuaian kurikulum yang telah ada sehingga kurikulum baru mampu memfasilitasi mahasiswa untuk menggunakan hak merdeka belajar nya. Kurikulum perguruan tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia(KKNI) yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memberikan hak mahasiswa untuk belajar di luar prodi dan di luar perguruan tinggi diharapkan mampu meningkatkan kapabilitas mahasiswa di berbagai bidang keahlian sehingga ketika saat lulus nanti mahasiswa siap untuk berkiprah di masyarakat melalui berbagai pilihan bidang profesional yang menjadi keahliannya.
Tak kalah dengan mahasiswa, dosen sebagai aset terbesar bagi perguruan tinggi wajib bersifat adaptif untuk mampu mendukung program MBKM, dosen dituntut untuk semakin inovatif meramu bahan ajar, sehingga menghasilkan “menu sajian” berupa materi pembelajaran yang menarik serta aplikatif untuk mahasiswa.
Untuk meningkatkan kapabilitas dosen tersebut, manajemen perguruan tinggi wajib bersifat terbuka sehingga mampu meningkatkan jejaring kerjasama dengan berbagai Dunia Usaha Dunia Industri(DUDI) maupun bidang profesional lainnya untuk memfasilitasi dosen, mahasiswa, pakar/praktisi untuk bertukar tempat sementara dalam kegiatan belajar-mengajar. Hubungan yang mesra antara perguruan tinggi-pemerintah-dan DUDI diharapkan akan meningkatkan keterserapan lulusan di dunia kerja ataupun bidang profesional lainnya, dari sinilah wujud peran aktif perguruan tinggi untuk membangun Indonesia tangguh.
Dan akhirnya Dies natalis harus menjadi momentum untuk menguatkan komitmen akan perubahan demi kemajuan STIA Madani yang lebih baik. Segala upaya yang harus dilakukan sebagai bagian dari resolusi ulang tahun. Selamat ber-Dies Natalis STIA Madani yang ke-19 Tahun 2021.
*) EKO WIRATNO, S.Sos, M.M, M.E.
Penulis adalah Alumni STIA Madani, Klaten.
Sekretaris Umum Persaudaraan Dosen Republik Indonesia Wilayah Jawa Tengah, Sekaligus pendiri EWRC Indonesia.
Related Posts
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Dinamika Pilkada Serentak 2024
AGUSTUS 2023-JULI 2024
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING Oleh : Endah Puji Astuti, Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktor Program Studi Penyuluhan Pembangunan Peminatan Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
ANALISIS BANJIR PROVINSI BENGKULU Oleh: Erli Zainal, SST, M.Keb Dosen STIKes Sapta Bakti Bengkulu/Mahasiswa Progran=m Studi Doktor (S3) Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Minat utama Promosi Kesehatan UNS
REMAJA ANARKIS SALAH SIAPA? Oleh : Eggy Widya Larasati, Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Universitas Binawan S3 Penyuluhan Pembangunan Konsentrasi Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
No Responses