MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN KREATIF DENGAN MEDIA LOOSEPART KELOMPOK B DI TK PERTIWI MELIKAN, WEDI, KLATEN, JAWA TENGAH
DWI MARYANI,S.Pd
Pendidikan Guru PAUD, TK Pertiwi Melikan
Melikan, Wedi, Klaten, Jawa Tengah
Email : dwimaryani174@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang peningkatan kreativitas anak melalui kegiatan bermain dengan media loospart kelompok B TK Pertiwi Melikan Pembelajaran Seni mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan praktik sehingga dapat menunjang keterampilan dengan baik, tetapi pada kenyataannya pada TK Pertiwi Melikan masih sering menerapkan pembelajaran secara materi saja tanpa praktik sehingga membuat siswa tidak memiliki kreativitas dalam bermain . Selain itu dalam penggunaan media pembelajaran yang jarang digunakan dalam Aspek Pengembangan kognitif sehingga membuat pembelajaran kurang maksimal. Teknik analisis data menggunakan analisis Miles dan Huberman. Penggunaan media Loose Parts dalam pembelajaran berperan dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini dengan cara melakukan seluruh tahapan penggunaan media Loose Parts menggunakan strategi bermain, strategi beres-beres dan menyimpan barang serta berbagai strategi peningkatan kreativitas (penciptaan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek, musik dan bahasa). Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah dan orang tua perlu menjalin kerjasama yang baik sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan media Loose Parts untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Penerapan media loosepart pada aspek perkembangan kognitif berjalan dengan baik. Dalam penelitian dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 83,63 sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 90,00. Perolehan hasil observasi aktivitas siswa siklus I adalah 77,14 naik menjadi 85,71.
2) Pembelajaran menggunakan media loose parts dalam aspek perkembangan kognitif dapat meningkatkan kreativitas peserta didik TK Pertiwi Melikan. Dilihat dari analisis data, nilai ratarata siswa pada siklus I sebesar 80,07 dengan prosentase ketuntasan peserta didik sebesar 80% Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan menjadi 87.00 dengan prosentase ketuntasan sebesar 90%.
Keywords: : Kreativitas Anak Usia Dini, Media Loosepart
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari tentunya semua orang pasti dituntun memiliki sikap kreativitas, untuk menunjang beberapa kegiatan yang kita lakukan. Kreativitas yang ada pada setiap pribadi tentunya berbeda antara satu dengan yang lain. Kreativitas tertera dalam Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada atau belum ada sebelumnya. Selaras dengan yang dikemukakan oleh Moreno dalam Slameto yang terpenting dalam kreativitas yakni bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. Dari kreativitas yang dimiliki tentunya tidak semua anak memiliki kreativitas yang sama, diantaranya kreativitas dalam membaca, kreativitas dalam menulis, kreativitas dalam menghasilkan sebuah karya atau produk, dan masih banyak kreativitas lainnya.
B. KAJIAN TEORI
1. PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas berasal dari kata kreatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif berarti memiliki artistik, imajinatif, inovatif. Sedangkan kreativitas berarti daya cipta, imajinasi,
inisiatif dan inspirasi. Istilah kreativitas mula-mula diambil dari bahasa Inggris, yaitu dari kata dasar to create (transitive verb) yang berarti to cause (something new) dan to exist; produce
(something new), menyebabkan (sesuatu yang baru) dan mengadakan; menghasilkan (sesuatu
yang baru). Dari kata to create tadi dapat dibentuk berbagai kata jadian, misalnya creator
(noun), creation (noun), creative (adjective), creativeness (noun) dan creativity (noun), yangndalam bahasa Indonesia biasanya kata-kata tersebut tidak diterjemahkan. Berturut-turut menjadi creator, kreasi, kreatif, kreatifan, dan kreativitas. Kata kreativitas (creativity) dan kekreatifan (creativeness) sama-sama berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yangn baru dan orisinil (asli) Kreativitas dapat didefinisikan dalam istilah, kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan. Kreativitas adalah suatu proses yang menuntut keseimbangan dan aplikasi dari segi aspek esensial kecerdasan analitis, kreatif dan praktis, beberapa aspek yang ketika digunakan secara kombinatif dan seimbang akan melahirkan kecerdasan dalam kesuksesan
Kreativitas merupakan kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi, maka akan timbulnya kreativitas. Menurut Munandar kreativitas penting dipupuk dann dikembangkan dalam diri anak karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kreativitas
dijadikan sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan hal yang
penyelesaian terhadap dalam suatu masalah, serta merupakan bentuk pemikiran yang sampai
saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Kreatif adalah kemampuan sesorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada. Kreativitas bisa berarti kiat-kiat mengendalikan diri, kiat-kiat menyemangati diri, cara bertahan menghadapi frustasi, bagaimana menjadi unggul
atau berprestasi, bagaimana menguasai keahlian dan keterampilan tertentu, serta bagaimana
mengatasi kesulitan hidup.
Parnes memaparkan bahwa proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui
masalah yang memacu pada lima perilaku kreatif sebagai berikut:
a. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah.
b. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna
memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.
c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respons yang unik atau luar biasa.
d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai
tanggapan terhadap suatu situasi.
James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati memaparkan bahwa “Creativity is a mental
process by which an individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and
product, in fashion that is novel him or her.” Yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia,
kreativitas memiliki arti gagasan, produk baru, atau kombinasi gagasan dan produk yang
merupakan suatu proses mental oleh seseorang yang pada akhirnya melekat dalam dirinya.
Dengan kata lain, kreativitas merupakan proses mental atau proses pembiasaan seseorang
untuk menghasilkan gagasan, produk baru maupun keduanya sehingga proses tersebut berhasil
tertanam atau terbiasa dalam kepribadian. Adapula menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati, kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan ide baru dan menerapkannya dalam upaya memecahkan
masalah.Kreativitas bukan hanya terbatas pada hasil yang berupa gagasan atau produk baru,
namun juga berorientasi pada penerapannya dalam memecahkan masalah sehari-hari. Chaplin
dalam Yeni Rachmawati mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk
menghasilkan bentuk baru dalam kesenian, atau dalam permesinan, atau dalam pemecahan
masalah-masalah dengan cara baru.Sejalan dengan itu, Rotherberg dalam Novi Mulyani
berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide atau gagasan dan
solusi yang baru dan berguna untuk memecahkan masalah dan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harih
2. LOOSEPARTS
Istilah Loose Parts berasal dari bahasa Inggris yang jika diartikan berarti bagian yang longgar atau lepasan. Disebut Loose Parts karena material yang digunakan merupakan bagian atau kepingan yang mudah untuk dilepas dan disatukan, dapat digunakan sendiri atau dapat pula digabungkan dengan benda-benda lainnya untuk menjadi satu kesatuan dan setelah tidak digunakan dapat dikembalikan pada kondisi dan fungsi semula.54 Jadi, dikatakan Loose Parts karena material yang digunakan dapat disatukan dan dapat dilepaskan kembali. Istilah tersebut mulai digunakan pada tahun 1971 setelah Simon Nicholson yang merupakan seorang arsitek kelahiran London menerbitkan karyanya tentang “How Not to Cheat Children-the Theory of Loose Parts” yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan tempat yang interaktif bagi anak. Yang mana, interaksi anak dengan lingkungan akan memunculkan kemungkinankemungkinan yang membuat anak bisa menjadi penemu yang kreatif Sally Haugheuy dalam Yuliati Siantajani menjelaskan bahwa Loose Parts diartikan sebagai bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah, dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahanbahan lain. Loose Parts biasanya berupa benda-benda alam maupun sintetis.Sejalan dengan pemaparan Sally Haugheuy, Maria Melita Rahardjo memaparkan bahwa Loose Parts merupakan bahan yang dapat dipindahkan, dan disatukan kembali dengan menggunakan berbagai cara
a. Pentingnya Loose Parts
Material Loose Parts mencakup berbagai benda yang ada di sekitar anak dan memang mudah ditemukan. Namun banyak alasan yang mendasari pentingnya penggunaan Loose Parts bagi perkembangan anak usia dini. Secara garis besar, Loose Parts memberikan kesempatan lebih besar kepada anak untuk bereksplorasi dan berkreasi. Anggard dalam Caileigh Flannigan memaparkan bahwa Loose Parts memberikan kebebasan kepada anak untuk dapat mengembangkan pengalaman bermain berdasarkan ide dan tujuan yang mereka miliki sendiri
(Loose Parts give children the freedom to develop their play experience based on their ideas and goals)
b. Komponen Loose Parts
Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Loose Parts merupakan material di sekitar anak dengan berbagai komponen, baik berupa benda alami (batu, daun, pasir, dan lain-lain), sintetis (lego, puzzle, dan lain-lain) maupun bahan yang dapat di daur ulang (kardus, botol plastik, dan lain-lain). Sebagaimana yang dipaparkan oleh Maria Melia Rahardjo yang memaparkan bahwa Loose Parts memberikan kesempatan untuk anak menggunakan material yang alami, sintetis dan dapat di daur ulang. Komponen Loose Parts menurut Yuliati Sintiajani sangat bervariasi, meliputi bahan alam atau bahan-bahan yang dapat ditemukan di alam (batu, daun, pasir, dan lain-lain), plastik (sedotan, botol plastik, tutup botol, dan lain-lain), logam (kaleng, sendok alumunium, dan lainlain), kayu dan bambu (balok, kepingan puzzle, dan lain-lain), benang dan kain (aneka kain dan benang), kaca dan keramik (botol kaca, manik-manik, kelereng, dan lain-lain), serta bekas kemasan (kardus, gulungan benang, karton wadah telur, dan lain-lain)
c. Manfaat Loosepart
Manfaat Loose Parts Penggunaan Loose Parts dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi anak, yang secara garis besar membuka kesempatan untuk bereksplorasi, berkreasi dan belajar dengan cara yang diperoleh sendiri dan menemukan pengetahuan yang tidak terbatas. Namun, jika diperhatikan lebih dalam, manfaat dari penggunaan Loose Parts diantaranya yaitu membantu eksplorasi anak, sebagaimana yang dipaparkan oleh Sheryl Smith dan Gilman. Sheryl Smith dan Gilman juga memaparkan bahwa selain membantu eksplorasi
anak, Loose Parts juga dapat memberikan anak rasa memiliki dan mendorong kemauan mereka sendiri. Selain itu, karena kegiatan dan sumber dayanya yang beragam dan fleksibel, anak memiliki kesempatan untuk membuat pilihan dan memutuskan bagaimana akan menggunakan bahan-bahan tersebut (Loose parts materials supported children’s explorations, offered them a sense of belonging and encouraged their own willingness to take risks. Children had the opportunity to make choices and to decide how to use the open-ended materials.)
3. LOOSE PARTS DAN KREATIVITAS
Carl Rogers sudah memaparkan bahwa kreativitas muncul dari interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.Sejalan dengan hal tersebut, Simon Nicolson memaparkan bahwa lingkungan merupakan tempat interaktif bagi anak. Kedua teori tersebut memberikan gambaran bahwa kreativitas seseorang dapat dibangun melalui interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Loose Parts merupakan berbagai material yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Baik berupa bahan alam, plastik, logam dan sebagainya. Loose Parts memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk dapat memunculkan, mengembangkan dan mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan termasuk kreativitas yang ada di dalam dirinya. Media Loose Parts digunakan melalui 4 tahapan bermain yang terdiri dari tahapan guru dan tahapan anak yang saling berkaitan. Tahapan guru meliputi tahap edukasi, tahap ekspansi, tahap perkembangan dan tahap membangun makna dan tujuan bermain. Sedangkan tahapan anak meliputi tahap eksplorasi, tahap eksperimen, tahap kreatif dan tahap membangun makna dan tujuan bermain. Eksplorasi menjadi tahapan pertama pada anak untuk memulai kegiatan pembelajaran menggunakan media Loose Loose Parts dan Kreativitas Carl Rogers sudah memaparkan bahwa kreativitas muncul dari interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.Sejalan dengan hal tersebut, Simon Nicolson memaparkan bahwa lingkungan merupakan tempat interaktif bagi anak. Kedua teori tersebutnmemberikan gambaran bahwa kreativitas seseorang dapat dibangun melalui interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Loose Parts merupakan berbagai material yang terdapat di lingkungan sekitar anak. Baik berupa bahan alam, plastik, logam dan sebagainya. Loose Parts memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk dapat memunculkan, mengembangkan dan mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan termasuk kreativitas yang ada di dalam dirinya. Media Loose Parts digunakan melalui 4 tahapan bermain yang terdiri dari tahapan guru dan tahapan anak yang saling berkaitan. Tahapan guru meliputi tahap edukasi, tahap ekspansi, tahap perkembangan dan tahap membangun makna dan tujuan bermain. Sedangkan tahapan anak meliputi tahap eksplorasi, tahap eksperimen, tahap kreatif dan tahap membangun makna dan tujuan bermain.Eksplorasi menjadi tahapan pertama pada anak untuk memulai kegiatan pembelajaran menggunakan media Loosepart Masganti, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik, h. 33 84 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 12 85 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h. 78 40 Parts. Eksplorasi dapat memicu rasa ingin tahu anak. Dari rasa ingin tahu yang dimiliki anak itulah yang dapat memicu kreativitas dalam diri anak. Memicu anak untuk terus mengetahui banyak hal di sekitarnya. Selanjutnya eksperimen memicu anak berpikir kritis terhadap apa yang sedang dihadapi, membuat mereka berusaha dan pantang menyerah untukndapat menemukan pemecahan masalah. Terlebih jika didukung dengan adanya penataan invitasi yang memadai dan pengungkapan provokasi yang tepat, anak akan semakin terpacu untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen. Dari kegiatan eksplorasi dan eksperimen itulah yang kemudian memunculkan berbagai karya kreatif anak yang timbul dari berbagai pemikiran yang diperolehnya selama melakukan eksplorasi dan eksperimen. Kemudian dari ketiga tahap tersebut, anak dapat membangun makna dan tujuan bermain. Loose Parts sendiri memiliki 2 buah strategi khusus dalam penggunaannya, yaitu strategi bermain serta strategi beres-beres dan menyimpan barang.86 Kedua strategi tersebut dirasa dapat berpartisipasi mengembangkan kreativitas anak usia dini. Melalui strategi bermain, anak dilatih untuk dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya (kreatif membagi dan memanfaatkan waktu untuk memainkan apa yang anak inginkan agar selesai tepat pada waktunya). Dan melalui strategi beres-beres dan menyimpan barang, anak dilatih untuk kreatif menata berbagai komponen yang sudah digunakan agar tetap rapi di loker penyimpanan yang sudah tersedia. Kreativitas sendiri dapat dikembangkan melalui tujuh
strategi yang meliputi penciptaan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek, musik dan
juga bahasa.Semua strategi tersebut bisa didapatkan melalui peggunaan media Loose Parts. Dengan Loose Parts, anak didukung untuk membuat atau menciptakan berbagai hasil karya, didukung untuk 86 Yuliati Siantajani, Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD, h.89-93 87 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, h. 52-65 41 berimajinasi dan mengungkapkan serta merealisasikan imajinasinya, didukung untuk mengeksplorasi lingkungannya dan melakukan eksperimenesperimen, didukung untuk membuat proyek, didukung untuk bermusik dan didukung untuk berbahasa reseptif maupun ekspresif.
C. METODE
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus.Pada siklusnya terdiri-dari empat tahapan yaitu Perencanaan,Pengamatan dan Refleksi.Penelitian ini melibatkan 12 anak kelompok B di Tk Pertiwi Melikan sebagai partisipan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,wawancara dan studi kepustakaan atau dokumentasi Dalam melakukan observasi, peneliti mengamati jalannya kegiatan bermain kreatif secara sederhana dengan media LOOSEPART pada anak kelompok B di TK Pertiwi Melikan. Studi pustaka, menurut Nazir (2014: 93) teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori dengan prakteknya di lapangan. Data sekunder melalui metode ini diperoleh dengan browsing di internet, membaca berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang relevan. Sedangkan wawancara dilakukan dengan teman sejawat juga suvervisor untuk mengetahui perkembangan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran kognitif dalam kegiatan bermain kreatif dengan bahan loosepart.
D. TEMUAN
Dari data awal pra-siklus bahwa kreativitas anak masih sangat kurang, dan hasil observasi upaya meningkatkan kreativitas dengan media loose part pada kelompok B di TK
Pertiwi Melikan, Siklus 1 dan Siklus 2 sebagai berikut:
SIKLUS 1
4.1.1 Hasil Perencanaan
Tersusunnya hasil penilaian Siklus 1 pada kegiatan upaya meningkatkan kreativitas dalam kegiatan bermain kreatif melalui media loosepart sebagai berikut: Kelompok B/Tema: Binatang Air ( Ikan ) satu silkus, Tersusunnya rencana kegiatan, rencana kegiatan harian (RPPH), skenario perbaikan, refleksi.
4.1.2 Hasil Pelaksanaan
Hasil berkenaan dengan peningkatan berupa: Nilai, Tabel, dan Grafik.
4.1.3 Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan guru: dimulai dari perencanaan pemilihan indikator, perencanaan RPPH yang baik,pengadaan media loosepart, pengeloaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan
anak dan juga waktu.
2. Data pengamatan siswa: anak mampu mengikuti semua pembelajaran yang disampaikan guru, anak senang dengan pembelajaran disampaikan guru, melalui media loosepart anak tertarik, anak aktif.
4.1.4 Data Refleksi
1. Kelebihannya adalah sebagai berikut: dengan merancang dan menciptakan invitasi loosepart dan kalimat provokasi bagi anak dapat merangsang anak untuk aktif dan termotivasi, dengan media loosepart tersebut
2. Kelemahannya adalah sebagai berikut: penyediaan media loosepart belum maksimal
sehingga terjadi keributan, pengelolaan waktu yang belum baik.
SIKLUS 2
4.2.1 Hasil perencanaan
Tersusunnya hasil penilaian Siklus 2 pada kegiatan upaya meningkatkan kreativitas dalam kegiatan bermain kreatif melalui media loosepart sebagai berikut: Kelompok B/Tema: Binatang satu silkus, Tersusunnya rencana kegiatan, RKH, skenario perbaikan dan refleksi.
4.2.2 Hasil Pelaksanaan
Hasil berkenaan dengan peningkatan berupa: Nilai, Tabel dan Grafik.
4.2.3 Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan guru: dimulai dari perencanaan pemilihan indikator, perencaan RPPH yang baik,pengadaan media loosepart, pengeloaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan anak dan juga waktu.
2. Data Pengamatan siswa: anak mampu mengikuti semua pembelajaran yang disampaikan guru, anak senang dengan pembelajaran disampaikan guru, melalui media loosepart anak tertarik,anak aktif.
4.2.4 Data Refleksi
1. Kelebihannya adalah sebagai berikut: dengan merancang dan menciptakan kegiatan bagi anak dapat merangsang anak ntuk aktif dan termotivasi, dengan media loosepart yang lebih variatif baik jumlah dan warnanya dan pembagian beberapa kelompok yang lebih kecil , kegiatan bermain kreativitas anak lebih mudah dikoondisikan dan anak menjadi antusias.
2. Kelemahannya adalah sebagai berikut: guru terlalu fokus pada kelompok tertentu, sehingga
pada kelompok yang lain kurang mendapatkan perhatian.
Pembahasan Tiap Siklus
SIKLUS 1
Pembahasan siklus
Setelah melihat hasil pra siklus belum sesuai dengan harapan penelitian maka diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1. Pada hasil pembelajaran siklus 1 terjadi kenaikan dibandingkan dengan pra siklus. Temuan/ kejanggalan/ hal unik, yaitu:
1. Pada siklus 1 anak mulai tertarik dengan bahan loose part disediakan guru dan mulai bermain kreatif mengembangakan ide kreatifnya yaitu membuat aquarium dengan bahan loosepart.
2. Keberhasilan penelitian pada siklus I adalah dengan bimbingan yang diberikan guru, beberapa anak sudah mulai dapat menciptakan ide kreatifnya dan saling ingin mendahului untuk mendapatkan kesempatan dari guru untuk mencoba berkreasi secara mandiri.
3. Kejanggalannya penelitian pada siklus I adalah masih ada anak yang belum mau mengeluarkan ide kreatifnya karena medianya hanya sedikit dan terbatas juga belum lengkap. Dari hasil perolehan data anak melalui kegiatan upaya meningkatkan kreativitas dengan bahan loosepart pada kelompok B di TK Pertiwi Melikan telah mengalami peningkatan. Kemampuan meningkatkan kreativitas seni 3 dimensi pada pra siklus yang kurang ada 9 anak atau 75%, pada siklus 1 mengalami penurunan dari 8 menjadi 5 atau 38%, sedangkan untuk kategori cukup pada siklus 1 ada 6 anak atau 48% dan untuk kategori baik mengalami kenaikan dari 0 anak menjadi 3 anak atau 19%.
4.3.2 SIKLUS 2
4.3.2.1 Pembahasan siklus 2
Setelah melihat hasil dari siklus 1 masih ada beberapa anak yang belum bisa atau kurang dalam menciptakan kreativitasnya , maka diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dan hampir semua anak dapat melakukan kegiatan mencipta kreaativitas melalui media loosepart dengan benar.
Temuan/ kejanggalan/ hal unik yang didapatkan pada siklus 2 ini, adalah sebagai beriku:
1. Pada siklus 2 peneliti memberikan kesempatan yang lebih banyak melalui media loosepart yang beragam dan bervariasi baik tampilan maupun warnanya serta jumlah bahan yang
tersedia sehingga anak nyaman dan tidak saling berebut dan anak mudah dalam mengeluarakn ide kreasinya dengan tenang dan nyaman.
2. Keberhasilan pada penelitian siklus 2 adalah dengan melalui media loosepart yang lebih bervariasi baik ukuran warna dan jumplah yang teredia yang dapat memberikan banyak kesempatan pada anak memunculkan ide kreatifnya, antusias anak sangat tinggi untuk melakukan kegiatan.
3. Kegagalan pada penelitian siklus 2 adalah pengelolaan waktu yang masih belum efektif
karena kegiatan terfokus pada kelompok tertentu kelompok lain agak terabaikan. Dari data kemampuan anak dalam upaya meningkatkan kreativitas dalam kegiatan bermain kreatif melalui media loosepart pada kelompok B di TK Pertiwi Melikan, setelah adanya perbaikan telah terjadi peningkatan.Kemampuan meningkatkan kreativitas
melalui kegiatan bermain kreatif dari jumplah 11 anak pada siklus 2 mengalami peningkatan kategori baik 8 anak atau 67 %, dan cukup ada 5 anak atau 37 %, sedangkan kategori kurang menjadi tidak ada atau 0 %.
E. CONCLUSION
Setelah melaksanakan analisis kegiatan menciptakan kreativitas melalui media loosepart dan melaksanakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan refleksi dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Penggunaan media loosepart dapat meningkatkan kreativitas terutama dalam kegiatan bermain kreatif membuat Aquarium
2. Peningkatan kreativitas dalam kegiatan bermain kreatif melalui media loosepart pada kelompok B di TK Pertiwi Melikan, yang semula memiliki kemampuan mengeluarakan ide kreasinya seni 3 dengan baik 19% pada silkus 1 meningkat menjadi 67% pada siklus ke 2. Berdasarkan perolehan nilai yang memahami peningkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui media loosepart dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini dalam kegiatan bermain kreatif.
REFERENCES
Fadlillah, M. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini: Menciptakan Pembelajaran Menarik,
Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana, 2010.
Mulyani, Novi. Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2019. Sugiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan
Jamak. Jakarta: Indeks, 2010.
Suryana, Dadan. Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta:
Kencana, 2016.
Sit, Masganti, dkk. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini: Teori dan Praktik. Medan:
Perdana Publishing, 2016.
Montolalu, B.E.F., dkk. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Siantajani, Yuliati. Loose Parts: Material Lepasan Otentik Stimulasi PAUD. Semarang: Sarang
Seratus Aksara, 2020.
Nugraha, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI
Foundation, 2008.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, Cet. 3, 2017.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Cet. 36, 2017
Related Posts
AGUSTUS 2023-JULI 2024
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING Oleh : Endah Puji Astuti, Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktor Program Studi Penyuluhan Pembangunan Peminatan Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
ANALISIS BANJIR PROVINSI BENGKULU Oleh: Erli Zainal, SST, M.Keb Dosen STIKes Sapta Bakti Bengkulu/Mahasiswa Progran=m Studi Doktor (S3) Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Minat utama Promosi Kesehatan UNS
REMAJA ANARKIS SALAH SIAPA? Oleh : Eggy Widya Larasati, Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Universitas Binawan S3 Penyuluhan Pembangunan Konsentrasi Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Refleksi hari Kesehatan Nasional: Hak Kesehatan bagi pekerja informal Oleh: Agus warseno Mahasiswa Program Doktor Penyuluhan Pembangunan Univeritas Sebelas Maret
No Responses