Terdapat beberapa peringatan yang jatuh tepat pada tanggal 17 Mei ini. Ternyata ada empat event yang diakui pada tanggal 17 Mei hari ini, pada dua level berbeda, yang satu level nasional di Indonesia dan satunya level internasional, dengan momen, ada yang hampir sama. Di level internasional, 17 Mei ini merupakan Hari Melawan Homophobia, Transfobia dan Bifobia, serta juga merupakan peringatan Hari Komunikasi Internasional (Hari Telekomunikasi dan Informasi). Sedangkan pada tingkat nasional, 17 Mei diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan sebagai Hari Buku Nasional.
Untuk peringatan Hari Melawan Homophobia, Transfobia dan Bifobia tidak akan penulis bahas di sini. Makna peringatan tanggal 17 Mei ke dua hingga ke empat yang akan penulis paparkan, sesuai dengan segmen rubrik ini.
Bisa dipahami bila tanggal 17 Mei ini diperingati secara internasional sebagai Hari Komunikasi Internasional, karena komunikasi tidak bisa lepas dari bagian kehidupan manusia sehari-hari. Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi, bisa dikategorikan sebagai kebutuhan primer non fisik yang bisa menjalar menjadi kebutuhan fisik pula. Karena manusia dalam satu hari saja tidak melakukan kegiatan komunikasi (minimal menerima pesan: entah dengan membaca artikel, membaca pesan melalui media online, mengirim pesan, atau yang lain) pasti tidak akan sanggup, hidup akan serasa kurang nyaman.
Seiring kemajuan jaman serta karena situasi pandemi yang membuat orang kini menjadi kian akrab dengan dunia telekomunikasi. Telekomunikasi menjadi solusi untuk tetap berkomunikasi walau jarak membentang karena pandemi yang belum berakhir, karena informasi-informasi tetap harus disampaikan kepada pihak-pihak yang perlu mendapat informasi. Aneka informasi tersebut bisa berupa sekedar sapaan, info rutinitas (misal pekerjaan), materi pembelajaran, pesan yang sangat penting.
Latar belakang lahirnya Hari Komunikasi Internasional adalah dari adanya Hari Telekomunikasi dan Informasi Masyarakat Sedunia yang dirayakan setiap tahunnya sejak 17 Mei 1969, guna memperingati pendirian ITU (International Telecommunication Union) yang merupakan Konvensi Telegraf Internasional pertama di dunia pada tahun 1865, paparam Yohana Belinda dari Liputan6.com
Hari Buku Nasional tetap diperingati di Indonesia pada tanggal 17 Mei yang awal mulanya pada tahun 2002 ditetapkan oleh Abdul Malik Fadjar selaku Menteri Pendidikan kala itu. Seperti yang disampaikan oleh Nur Fitriatus Shalihah dari kompas.com, Abdul Malik menetapkan hari Buku Nasional karena adanya minat membaca yang rendah. Besar harapan dengan adanya Hari Buku Nasional akan membuat terciptanya budaya membaca buku yang kuat di semua kalangan masyarakat Indonesia.
Namun seiring perkembangan jaman, buku cetak kini mulai didampingi dengan kemuculan ebook, buku elektronik, buku yang berupa softfile yang bisa kita peroleh dengan cara mengunduh melalui media internet. eBook sangat praktis, bisa disimpan dalam handphone, juga bisa diwujudkan menjadi buku cetak, dengan cara kita mencetak softfile dari ebook tersebut ke kertas. eBook yang saat ini jumlahnya belum begitu banyak bisa diunduh secara gratis, adapula yang harus membayar dulu baru bisa mengunduh guna mendapatkan softfile dari ebook tersebut.
Hari ini sebenarnya juga merupakan Hari Ulang Tahun Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Karena ada 17 Mei 1890 silam, menurut Josina dalam detik.com, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia didirikan, serta menjadi salah satu awal bersejarah yang menginisiasi momen tersebut. Perpustakaan tidak bisa pisah dari kehidupan akademis. Dunia belajar mengajar formal, membutuhkan wadah koleksi buku yang diberi nama Perpustakaan. Bahkan pendidikan non formalpun bisa mendapat referensi ilmu dari perpustakaan. Maka perpustakaan di Indonesia harus dinamis, mengikuti perkembangan ilmu dunia, termasuk penggunaan media pembelajaran dalam perpustakaan. Kini ada banyak buku digital bisa diperoleh dari perpustakaan.
Mari kita budayakan untuk berkomunikasi dengan sehat, baik menggunakan media maupun langsung. Media komunikasi yang digunakan bisa media konvensional, bisa pula menggunakan media gadget. Buku cetak merupakan salah satu media komunikasi konvensional yang hingga kini masih diperlukan, disamping berdampingan dengan tumbuhnya perkembangan penggunaan ebook. Gunakan buku maupun ebook sebagai media memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan serta media transfer ilmu yang kita miliki ke orang lain pula.
Referensi :
global/read/4256547/17-mei-hari-telekomunikasi-dan-informasi-masyarakat-sedunia
https://www.kompas.com/tren/read/
2020/05/17/123137565/hari-buku-nasional-sejarah-di-balik-peringatannya-pada-17-mei?page=all.
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5017920/selamat-hari-buku-nasional-ramaikan-media-sosial
Related Posts
Eko Wiratno, Pendiri EWRC Indonesia : Dinamika Pilkada Serentak 2024
AGUSTUS 2023-JULI 2024
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING Oleh : Endah Puji Astuti, Dosen Program Studi Kebidanan (D-3) Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Mahasiswa Program Doktor Program Studi Penyuluhan Pembangunan Peminatan Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
ANALISIS BANJIR PROVINSI BENGKULU Oleh: Erli Zainal, SST, M.Keb Dosen STIKes Sapta Bakti Bengkulu/Mahasiswa Progran=m Studi Doktor (S3) Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Minat utama Promosi Kesehatan UNS
REMAJA ANARKIS SALAH SIAPA? Oleh : Eggy Widya Larasati, Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Universitas Binawan S3 Penyuluhan Pembangunan Konsentrasi Promosi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta
No Responses