
SUKOHARJO(JARINGAN ARWIRA MEDIA GROUP)- Di saat sebagian besar warga Kartasura masih lelap dalam tidurnya, seorang pedagang ayam bernama Haji Kasdiman sudah mulai menata lapaknya di Pasar Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Tepat pukul 00.00 dini hari, ia bersama istrinya memulai rutinitas yang telah dijalani lebih dari satu dekade: melayani pembeli ayam segar yang datang silih berganti hingga menjelang pagi.
Lapak sederhana milik Haji Kasdiman tak pernah sepi. Dari pedagang kecil, ibu rumah tangga, hingga pemilik usaha kuliner datang setiap hari untuk membeli ayam potong segar darinya. “Kalau malam begini pasar justru ramai, banyak yang kulakan buat dijual lagi pagi harinya,” kata Haji Kasdiman, ditemui di lapaknya, Kamis (6/11/2025) dini hari.
Dengan harga ayam potong Rp37.000 per kilogram, dagangan Haji Kasdiman tetap menjadi pilihan utama pelanggan. Ia mengatakan harga tersebut mengikuti kondisi pasar, namun dirinya berusaha agar tetap stabil supaya pelanggan tidak lari ke tempat lain. “Kalau harga melonjak terlalu tinggi, pembeli kasihan. Jadi saya usahakan ambil untung wajar saja,” ujarnya sambil tersenyum ramah.
Ditemani Istri Setia Setiap Malam
Haji Kasdiman tidak bekerja sendiri. Ia dibantu oleh sang istri yang selalu setia menemaninya sejak awal usaha berdiri. Keduanya bekerja kompak, saling berbagi peran: sang istri menyiapkan potongan ayam dan melayani pembayaran, sementara Haji Kasdiman menimbang, membersihkan, serta mengantarkan pesanan pelanggan tetap.
“Sudah biasa begini. Kami tidur setelah subuh, bangun lagi sore, lalu siap-siap ke pasar. Alhamdulillah, badan masih kuat,” ujar sang istri sambil tertawa kecil.
Kehidupan malam di Pasar Kartasura bagi pasangan ini sudah menjadi bagian dari keseharian yang tak tergantikan. Meski harus bekerja saat orang lain beristirahat, keduanya justru merasa bersyukur karena dagangan selalu habis setiap hari.
Pelanggan Setia dari Berbagai Daerah
Menurut penuturan Haji Kasdiman, pelanggan yang datang bukan hanya dari Kartasura dan sekitarnya, tapi juga dari Boyolali, Klaten, dan Solo. Sebagian besar adalah pelanggan tetap dari berbagai usaha kuliner, seperti warung padang, warung bakso, mie ayam, kantin kampus, hingga katering rumahan.
Setiap hari, sekitar 90 orang pembeli datang silih berganti. Dalam sehari, Haji Kasdiman bisa menjual ratusan kilogram ayam segar. Tak sedikit pula pelanggan yang memesan dalam jumlah besar untuk kebutuhan usaha mereka.
“Kalau ramai, kadang sampai tidak sempat duduk. Tapi ya senang, artinya rezeki lancar,” katanya.
Salah satu pelanggan tetap, Eko Wiratno, warga Boyolali, mengaku sudah bertahun-tahun menjadi langganan Haji Kasdiman. Baginya, kualitas ayam segar dan layanan ramah menjadi alasan utama tetap membeli di sana.
“Saya sering pesan untuk kebutuhan rumah. Haji Kasdiman itu orangnya jujur, ayamnya bersih dan segar. Paling enak lagi kalau diantar langsung ke rumah. Pelayanan seperti ini yang jarang ada sekarang,” ujar Eko Wiratno saat ditemui di rumahnya.
Kunci Sukses: Disiplin dan Kejujuran
Kesuksesan Haji Kasdiman bukan datang tiba-tiba. Ia menuturkan, sejak awal berjualan, dirinya berpegang pada dua prinsip: disiplin waktu dan kejujuran dalam menimbang dagangan. Ia percaya, rezeki akan datang dengan sendirinya jika bekerja keras dan tidak menipu pelanggan.
“Kalau menimbang ya harus pas. Jangan main curang. Pembeli itu tahu, kalau sekali tertipu pasti tidak kembali lagi,” katanya tegas.
Selain itu, Haji Kasdiman mengaku tidak pernah menunda waktu. Setiap malam, tepat pukul 00.00, ia sudah membuka lapak walaupun pasar masih tampak lengang. Lambat laun, pelanggan terbiasa datang di jam yang sama. “Kalau buka telat, pelanggan bisa pindah ke tempat lain. Jadi ya harus disiplin,” ujarnya.
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Bagi Haji Kasdiman, berjualan ayam bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan bagian dari ibadah. “Saya senang bisa bantu banyak orang, terutama pedagang kecil yang butuh bahan jualan setiap hari,” ujarnya dengan mata berbinar.
Menutup percakapan, Haji Kasdiman menegaskan bahwa kunci bertahan di tengah kerasnya persaingan pasar adalah percaya diri, melayani dengan hati, dan tidak lupa bersyukur. “Rezeki sudah diatur. Yang penting kerja keras dan jaga kepercayaan pelanggan,” katanya sambil melayani pembeli berikutnya di tengah riuh pasar dini hari.(**)
Related Posts

Kadus 2 Gandung Marjuki dan Eko Wiratno Iringi Kepergian Kades Geneng ke Peristirahatan Terakhir

Haji Kasdiman (WA 0856-4704-1454) , Penjual Ayam Potong Legendaris Pasar Kartasura yang Tetap Bertahan Sejak 1998

Ustadz Muslih Ajak Jamaah Teladani Akhlak Nabi Muhammad SAW di Mushola Al Ikhlas Griya Bumi Boyolali

Penampilan Hadroh Ar-Rohman Banyudono Memukau Jamaah di Pengajian Maulid Nabi Mushola Al-Ikhlas Griya Bumi Boyolali
gg


No Responses