
SOLO(Jaringan Arwira Media Group)– Pendiri EWRC Indonesia Eko Wiratno menjelaskan faktor-faktor penyebab Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok 6 persen pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa(18/03.2025) hari ini. Eko Wiratno menyebut berbagai sentimen global antara lain tensi geo politik yang terus meningkat karena Presiden Rusia Vladimir Putin yang berkeinginan untuk menjalankan perang yang lebih lama lagi. Lalu, pembalasan tarif yang lebih besar dari Uni Eropa terhadap Amerika Serikat (AS), serta kekhawatiran para pelaku pasar terhadap resesi di AS yang terus meningkat, ungkap Eko Wiratno kepada Jaringan Arwira Media Group.
Eko Wiratno menambahkan, kebijakan perdagangan Amerika Serikat pasca dilantiknya Donald Trump sebagai presiden akan memicu kekhawatiran pasar global ” Presiden Trump kembali mengangkat isu perang dagang, terutama dengan negara-negara mitra dagang utama meraka antara lain China dan Uni Eropa, Ini bisa saja akan berdampak negatif terhadap ekonomi global dan pasar keuangan,” jelasnya.
Selain itu gejolak konflik di Timur Tengah menambah tekanan di pasar keuangan global. “Serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 100 orang bisa memicu eskalasi perang terbuka dengan Hamas. Konflik ini menyebabkan dolar AS kembali menguat, sementara pasar menjadi lebih berhati-hati terhadap aset berisiko,” tambahnya.
Sementara itu, dari dalam negeri sentimen berupa penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30 persen, yang mengakibatkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melebar. “Sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan tentu saja rupiah akan terus melemah,” Jelas Eko Wiratno.
Penerimaan pajak domestik yang mengalami penurunan hingga 30,19 persen year on year (yoy) senilai Rp269 triliun. Kemudian, defisit APBN yang mencapai Rp31,2 triliun per Februari 2025. Selain itu belanja pemerintah juga turun 7 %, sehingga utang pun naik 44.77 % pada Januari 2025.
“Semua khawatir bahwa risiko fiskal kian mengalami peningkatan di Indonesia yang membuat banyak pelaku pasar dan investor pada akhirnya memutuskan untuk beralih kepada investasi lain yang jauh lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil. Sehingga saham menjadi tidak menarik, dan bisa jadi obligasi menjadi pilihan setelah saham,” Ungkap Eko Wiratno.
Eko Wiratno menyoroti arus modal asing yang terus keluar dari pasar modal Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
“Investor mulai menarik dananya karena ketidakpastian ekonomi domestik, terutama terkait defisit anggaran yang baru saja diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani” pungkasnya.(**)
Related Posts
Eko Wiratno Apresiasi PCM Jatinom dan PRM Krakitan: Bukti Dakwah Muhammadiyah Tak Pernah Padam
Eko Wiratno: Strategi Investasi Emas yang Bikin Cuan Makin Besar
Cuan Pecah Rekor! Harga Emas Antam Turun, Tapi Untung Tahunan Tembus Rp642 Juta per Kilo
Hukum Membaca Yasin dan Mengirim Bacaan Al-Fatihah Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sumber: Majalah SM No 15 Tahun 2022
Cuan Emas Sebulan Rp49,3 Juta, Eko Wiratno EWRC Indonesia Sebut Investasi Aman
No Responses