EKO WIRATNO, PENDIRI EWRC INDONESIA : 7 PRINSIP DASAR DALAM BERDEBAT SECARA ELEGAN

Di tengah derasnya arus informasi, perdebatan menjadi bagian tak terhindarkan dalam kehidupan masyarakat modern. Dari forum politik, rapat kantor, hingga obrolan di meja makan, perbedaan pendapat muncul di mana-mana. Sayangnya, tidak jarang perdebatan berubah menjadi ajang saling serang, bukannya ruang saling memahami.

Padahal, sebagaimana ditegaskan Jay Heinrichs dalam bukunya Thank You for Arguing, inti debat bukanlah siapa yang paling keras, melainkan siapa yang paling mampu mengendalikan arah pembicaraan. Elegansi dalam debat justru lahir dari ketenangan, logika, dan seni memilih kata.

Berikut tujuh prinsip dasar yang bisa membuat kita berdebat dengan elegan:

1. Kuasai Seni Mendengar
Francis Neilson menekankan dalam The 7 Traps in Argument, kelemahan banyak orang dalam debat bukan pada argumennya, melainkan karena gagal mendengarkan. Mendengar dengan penuh perhatian bukan tanda kalah, melainkan strategi untuk memahami lebih dalam. Orang merasa dihargai ketika suaranya didengar—dan itu membuat argumen kita justru lebih kuat.

2. Fokus pada Logika, Bukan Emosi
Aristoteles membagi argumen ke dalam ethos, pathos, dan logos. Namun logos (logika) adalah fondasi paling kokoh. Debat yang elegan selalu bertumpu pada data, fakta, dan analisis, bukan luapan emosi sesaat.

3. Pilih Kata dengan Cermat
Banyak konflik bukan lahir dari isi argumen, tetapi dari pilihan kata. Kritik yang dibungkus dengan kalimat halus lebih mudah diterima dibanding tudingan kasar. Kata-kata adalah jembatan, bukan senjata.

4. Jangan Terjebak Adu Ego
Debat kehilangan makna ketika hanya menjadi arena “siapa benar”. Elegansi hadir saat kita berani merendahkan ego, membuka ruang bagi orang lain, dan berkata: “Saya bisa saja salah, bagaimana menurutmu?”

5. Bangun Argumen Bertahap
Mortimer J. Adler mengingatkan pentingnya menyusun argumen layaknya anak tangga. Mulai dari premis kecil yang mudah diterima, lalu perlahan menuju kesimpulan. Dengan begitu, lawan bicara merasa ikut serta dalam proses berpikir, bukan dipaksa.

6. Gunakan Humor dengan Bijak
Humor yang tepat bisa melucuti ketegangan dan membuat debat terasa ringan. Namun humor yang merendahkan justru merusak suasana. Humor seharusnya menjadi perekat, bukan pemicu konflik baru.

7. Akhiri dengan Kesepahaman, Bukan Permusuhan
Berdebat bukan untuk mempermalukan, melainkan menemukan titik temu. Kalimat sederhana seperti: “Kita berbeda metode, tapi tujuan kita sama,” mampu menutup perdebatan dengan elegan.

Mengapa Ini Penting?

Dalam masyarakat demokratis, perdebatan sehat adalah bagian dari pendidikan publik. Sayangnya, di ruang digital hari ini, kita justru lebih sering menemukan perdebatan kasar yang memperkeruh suasana. Padahal, debat elegan akan meningkatkan kualitas dialog, memperkuat budaya kritis, sekaligus menjaga kehangatan sosial.

Elegansi dalam berdebat bukan sekadar teknik, melainkan sikap. Orang yang mampu berdebat dengan tenang, logis, dan berkelas akan selalu meninggalkan kesan wibawa. Sebab, pada akhirnya, yang diingat bukan apa yang kita menangkan, tetapi bagaimana kita membuat orang lain merasa dihargai dalam perbedaan.(**)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply

Situs Judi Slot onliNe terpercaya

Berdasarkan situs judi slot online terbaik dan resmi. Judi online terlengkap seperti live casino online, slot online pragmatic play,jackpot slot terbesar. itus agen judi online memiliki game judi slot online, judi bola, slot88star, live casino jackpot terbesar winrate 89%. DAFTAR GRATIS! game yang menawarkan berbagai jackpot yang bisa anda dapatkan dan sensasi permainan yang luar biasa dalam bermain judi.


Link alternatif: