Di era modern ini, manusia sering kali terjebak dalam hiruk-pikuk dunia. Kesibukan mengejar materi kerap membuat banyak orang lupa pada sisi ruhani yang sejatinya menjadi penopang ketenangan hidup. Padahal, keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi adalah kunci kebahagiaan sejati. Menariknya, ada dua kebiasaan yang bisa menjadi “investasi ganda” bagi seorang muslim: menabung 1 gram emas Antam per hari dan membaca 1 juz Al-Qur’an per hari.

Kedua kebiasaan ini sekilas terlihat sederhana, tetapi dampaknya luar biasa. Menabung emas Antam setiap hari adalah wujud kesadaran finansial jangka panjang. Emas sejak dahulu terbukti menjadi aset aman, tahan inflasi, dan bernilai tinggi di masa depan. Sejarah mencatat, harga emas cenderung naik dari tahun ke tahun. Dengan menabung 1 gram per hari, seseorang bukan hanya menyimpan kekayaan, melainkan juga membangun kebiasaan disiplin finansial. Bayangkan, dalam setahun seseorang sudah memiliki lebih dari 365 gram emas—jumlah yang tidak kecil dan tentu saja bernilai besar.

Di sisi lain, membaca 1 juz Al-Qur’an per hari adalah investasi ruhani yang nilainya tak terukur dengan materi. Satu juz sehari berarti khatam setiap bulan. Lebih dari sekadar ritual membaca, kebiasaan ini menanamkan kedekatan hati dengan firman Allah. Setiap ayat yang dibaca adalah cahaya yang menerangi perjalanan hidup, menenangkan hati, serta memberi arah di tengah kegelisahan dunia. Bahkan, Al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman praktis, memberi solusi moral dan spiritual atas masalah-masalah kehidupan modern.

Menggabungkan dua kebiasaan ini ibarat menyeimbangkan sayap kanan dan kiri. Menabung emas menguatkan pondasi ekonomi, sementara membaca Al-Qur’an memperkokoh pondasi spiritual. Jika hanya kuat secara finansial tanpa arah spiritual, manusia mudah terjerumus pada keserakahan dan stres. Sebaliknya, jika hanya fokus ibadah tanpa kesiapan ekonomi, kehidupan bisa goyah oleh kebutuhan duniawi. Maka, harmoni keduanya adalah kunci agar hidup tegak dengan seimbang.

Lebih jauh, kedua kebiasaan ini sama-sama mengajarkan disiplin dan istiqamah. Menyisihkan uang setiap hari untuk membeli 1 gram emas bukan hal mudah, karena godaan konsumsi selalu mengintai. Demikian pula dengan membaca 1 juz Al-Qur’an setiap hari, dibutuhkan manajemen waktu yang baik serta tekad melawan rasa malas. Tetapi, justru di situlah letak keindahannya. Konsistensi kecil yang dilakukan setiap hari akan melahirkan hasil besar di masa depan, baik dalam bentuk kesejahteraan ekonomi maupun ketenangan batin.

Tidak berlebihan jika kebiasaan ini disebut sebagai investasi dunia-akhirat. Emas yang ditabung hari ini mungkin akan menjadi penolong di masa tua, biaya pendidikan anak, atau modal usaha. Sementara bacaan Al-Qur’an setiap hari akan menjadi cahaya penuntun di dunia, sekaligus pemberat timbangan amal di akhirat. Dua hal ini saling melengkapi, saling menguatkan, dan saling menyempurnakan.

Tantangan terbesarnya bukan pada teknis, melainkan pada komitmen. Banyak orang gagal menabung bukan karena tidak punya uang, melainkan karena tidak membiasakan diri. Demikian pula dalam membaca Al-Qur’an, bukan karena tidak ada waktu, tetapi karena tidak menempatkan Al-Qur’an sebagai prioritas. Kuncinya adalah menjadikan dua hal ini sebagai kebutuhan, bukan sekadar kewajiban.

Akhirnya, indahnya hidup bukan diukur dari seberapa banyak harta yang kita kumpulkan atau seberapa sibuk kita beribadah, melainkan pada keseimbangan antara keduanya. 1 hari 1 gram Antam dan 1 hari 1 juz Al-Qur’an adalah formula sederhana menuju hidup yang lebih tenang, lebih sejahtera, dan lebih bermakna. Sebuah kebiasaan kecil yang bila dijalani dengan ikhlas dan konsisten, akan menjelma menjadi investasi paling indah: kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat.(**)